JANGAN TEMBAK KAMI JIKA KAMI INGIN NEGARA SENDIRI


Disebuah stasiun televisi swasta menyiarkan tentang polemik pembelian pesawat pribadi Presiden RI. Sebenarnya tak perlu di polemikkan sebab sudah dibeli dan sudah dibayar dan akan beropeasi tahun depan. Katanya sih pembelian Pesawat Presiden RI ini untuk mengurangi biaya Presiden yang sering keluar negeri hingga ber Miliar-miliar. Masuk di akal juga sih, karena memang keuntunganya sangat jelas. Masih di televisi tersebut, aku dan mama aku melihat betapa mewahnya pesawat Presiden tersebut, kalah deh Hotel sebab fasilitasnya sangat fantastik. Dan yang parahnya dan yang jadi topik pembicaraan seantero Nusantara, pesawat tersebut di pakai dan tidak dipakai tetap ada biaya pengeluaranya, harganya pun sangat aduh ahay, di atas 100 Juta.
Yah wajarlah Indonesiakan kaya, uangnya banyak walaupun harus mengutang yang jelas gengsi dong pake pesawat orang,hahaha. Mamaku pun berkomentar “bagaimana harga barang-barang tidak naik, bapak Presiden membeli pesawat dengan gampang namun kita di sini kasihan, uang 100ribu kaya uang 1000, mereka enak yang di atas sana, mau apaa saja, jadi, kita kasihan, miskin trus”. Mungkin perkataan seperti tidak hanya terlontar dari bibir mamaku yang awam ini, namun jika anda ato siapa pun bertanya pada masyarakat lain akan berujar sama.
Baru saja hilang dari pandangan/pedengaran  kita bagaimana berkuasanya beberapa Anggota DPR RI mengalokasikan anggran yang cukup megiurkan untuk renovasi ruang Banggar bahakan kursinya pun dari Jerman dengan harga yang adu hai cukuplah untuk 1 rumah jika di beli di labuan bajo NTT. Bukanya minta maaf pada rakyat namun malah makin menyalahkan sesama anggota DPR, lucuh yah para manusia yang mewakili rakyat. Wong mereka satu atap rumah tapi saling menyalakan. Tapi ngomong soal minta maaf, saya tak pernah melihat di Televisi, baik anggota DPR, Presiden, Polisi dan lainya, jika melakukan kesalahn ato sesamanya melakukan kesalahan itu mengeluarkan kata maaf. Yang ada malah saling menyalahkan dan tak pernah meminta maaf. Duh kasihan yah ibu pertiwi menampung manusia yang tak mau mengakui kesalahanya.
Aku kembali ke keluhan mama aku, lalu mamaku bercerita,”coba mereka lihaka, datang kelabuan bajo flores, betapa mahaalnya ini beras, nak 1 karung beras disini sudah 500ribu” ujar mamaku. “belum lagi yang lainya.makanya nak waktu kau kuliah di makassar kami jarang kirim uang, karena inimikah, mahal semua ini barang-barang, tapi mereka yang wakili rakyat ini se enak-enaknya berkuasa”.
Aku pun tersentuh sebab betapa tidak waktu aku masih kuliah orang tua ku amatlah susah megirim uang. yah karena untuk makan mreka saja belum cukup apalagi membiayaiku makanya aku sambilan bekerja kala aku menjadi mahasiswa.
Jika dibandingkan dengan di Makassar, Surabaya dan Jakarta dengan Labuan Bajo sangat beda jauh. Saya ambil contoh harga beras di Makassar dan kota besar lainya 1kg hanya Rp.4000an sedangkan di labuan bajo Rp.6000/kg, kemudia Mie Goreng kesukaanku kalau di makassar hanganya Rp.1500 sedangkan di labuan bajo harganya Rp.2000. Pun yang paling terkejut adalah jika aku ingin memprin beberapa lembar tulisan, aku harus siap merogok kocek dalam-dalam sebab di labuan bajo 1 lembar memprin itu harganya Rp.2000 beda jauh dengan Makassar dan sekitarnya kalo memprin cuman Rp.100 perak saja.slisih yang amat jauh. Dan masih banyak perselisihan harga yang membuat pikiran sangat heran.
Kalo ada yang menapik bahwa itu ada hal yang wajar karena Makassar dan sekiranya adalah ibu kota provinsi. Maka aku akan menjawab apa bedanya dengan Irian jaya dan papua yang nota bene nya adalah ibu kta provinsi namun harga barang-barang untuk kehidupan sehari-hari sangat jauh dari harapan rakyat disana, malah kota tersebut makin tertinggal.
Wong seharusnya Presiden dan Menteri-menterinya jangan lah terus membanngun kota yang udah bagus. Malah rencananya dulukan Kantor DPR RI mau di bangun yang baru. Lah, lihat lah di labuan bajo, Infrakstruktur disini sangat tidak memadai. Entalah aku tak pernah bertanya pada Bupatiku manggarai barat apakah alokasi dana itu banyak tapi tak di manfaatkan ato  memang sedkit dari pusat.
Yang parahnya sih di Labuan Bajo ini, warga asing membangun Hotel dan rumah di kota kami. Pun aku tak mengerti mengapa pemerintah disini megijinkan hal itu. Jika dipikir-pikir benar juga yang di bilang mamaku. “untuk apa itu presiden beli pesawat, tidak bisaji juga mendarat di labuan bajo”. Yah. Beli pesawat untuk jala-jalan keluar ngeri ada banyak uang, namun untuk melihat daerah teringgal kayaknya presiden ogah.
Aku sih harap sekali kalo Pak Presiden membaca tulisan ku ini. Agar dia tau bahwa rakyatnya di sini hanya bisa menulis untuk mencurahkan keluh kesah sebab berteriak dan anarkis tak mampu merubah keputusan sang Presiden.
Jadi wajar saja jika ada GAM di aceh, ada persatuan rakyat di Papua. Wong mereka seperti bukan rakyat Indonesia di Negaranya sendiri. Wong kalo bisa di bilang kita hanya karyawan yang tidak di kaji tapi hasil keringat kami di gunakan untuk kemewahan sang elit penguasa.
Bapak Presiden, Polisi, Mentri, anggota DPR, tak perlu menembak kami jika kami membangun Negara sendiri sebab kami hilang di Negara sendiri, kami terkucilkan di Negara sendiri. Jika di Papua da gerakan Papua Merdeka, sebenarnya itu sangat jelas rakyat disana ingin Negera sendiri sebab kalian yang duduk di kursi 20 Juta tak pernah menilik kami atau memperhatikan kami.
Aku dan mamaku cuman ingin satu hal dari mreka yang tak suka meminta maaf dari bapak Presiden yang memiliki Pesawat baru. Sejenak jika punya waktu luang datanglah menengok aku, mamaku dan masyarakat Manggarai Barat yang penuh duka dan sangat butuh bantuan dari Bapak. Tapi maaf kan kami karena kami tak mempunyai lapangan udara yang besar untuk memarkir Pesawat Mahalmu.

Komentar

Alfarisin Thalib mengatakan…
Negara ini makin Edan karena semuanya sudah edan, kita membutuhkan Revolusi...
Rudiyanto mengatakan…
ini lah negara kiita bang, makin tak terurus

Postingan Populer