SISWA 1 (“JUJUR DAN BERTANGGUNG JAWABLAH”)


Rabu pukul 23.19 WITA, saya di hubungi oleh seorang siswa yang pernah mengeritik saya ketika saya mengenakan sandal ke sekolah, saya biasanya memanggil dia Andy dua. Dia berujar “pak saya punya masalah”, saya pun bertanya balik “masalah apa lagi”, sebab tiap kali dia memiliki masalah dia pasti menghubungi saya. “pak, saya dan ven (teman sekolahnya) menabrak pegawai bendara dan kami lari pak” ungkapnya, serentak saya kaget luar biasa “kenapa lari, bukanah kamu harus tanggung jawab dek” tanya saya kepadanya. “kami panik pak, lagi pula di halang kami punya jalan, tapi dia tidak terlalu parah pak” ujarnya.
Saya sontak tak bernafas bahkan sepertinya bumi berhenti berputar, entah harus aku mengeluh pada siapa, anak murid saya kembali membuat masalah dan dia laridari tanguung jawabnya. Naluri batin saya seorang guru sontak gemetar “apakah saya gagal mendidik mereka?”, pertubrukan piiran saya makin gila kala siswa saya berujar kembali “pak kami takut permalukan sekolah, kami tak mau pak malu gara-gara-gara kami” ucapnya, sayapun menjawabnya “saya lebih malu lagi ketika murit saya tak jujur dan lari dari tanggung jawab”.
Tuhan, ini luar dari biasa, ini diluar kemampuan saya sebagai sosok pemimpin muda di daerah ini, sosok guru yang membangun sebuah peradaban pendidikan yang berat di daerah ini. Tapi saya bisa tersenyum walau sediit kala siswa saya berlasan takut mempermalukan sekolah, tapi setidaknya siswa saya masih punya niat untuk tanggung jawab.
“kami akan tanggung jawab pak, saya mau bicara dengan saya punya orang tua dulu, tapi pak jangan marah” ungkapnya pada saya, “saya tak marah saya hanya ingin siswa saya jujur dan bertanggung jawab, itu saja” tegasku. Bagaimana pun nakalnya mereka tetap siswa kebanggaan saya, tanggung jawab moril saya sebagai guru untuk mendidik mereka agar lebih baik.
Seorang guru hanya memilki tujuan mendasar yaitu mendidik siswanya dengan sebaik mungkin, bukan hanya mengerti dalam pelajaran tapi mereka mengerti dengan ajaran-ajaran agama sehingga bukan hanya teori namun terjewantahkan didalam praktek.
Saya pun sebagi Pemimpin di Sekolah yang masi merangkak untuk berdiri, menginginkan perubahan yang baik ketika sekolah yang saya pimpin hadiri di tengah-tengah daerah Manggarai Barat ini, mencetak siswa yang berualitas, jujur dan bertanggung jawab.
“maaf kan kami pak” lanjut siswa saya bernama andy dua, “sebelum kamu meminta maaf saya telah memaafkanmu”ujarku, “terimakasih pak” ungkapnya. Seomoga saja keterbukaan murid saya adalah langkah yang bgus untuk sebuah Peradaban.

Kelak kalau kalian (siswa-siswaku) membaca tulisan ku ini, saya hanya ingin berkata:” saya mengeluh pada tulisanku, dan saya hanya ingin kalian lebih baik sehingga kalian dapat meraih cita-citamu setinggi mungkin’”
Labuan bajo, 17 Januari 2012 Pukul 00.23 WITA

Komentar

Postingan Populer