BBM DAN MANGGARAI BARAT
Komodo di Pulau Komodo |
Mengaungnya
rencana kenaikana BBM sudah merambat hampir kepenjuru belahan ibu
pertiwi. Ada yang mengetahui melalui medi cetak ada pula yang mengetahui dari
mulut ke mulut. Tak sedikit masyarakat langsung menanggapi dengan keluhan yang
amat mengharukan. Bukan hanya masyarakat indonesia namun terkhusus pada kampung
halaman penulis Manggarai Barat.
Manggarai
Barat adalah kabupeten yang baru saja berumur muda, masi taraf perkembangan dan
penataan di berbagai sektor. Dan bisa di bilang masih belum disentuh secara
optimal oleh pemerintah pusat. Walaupun manggarai barat memiliki ikon terkenal
yang masuk di wilayah tujuh keajaiban dunia yaitu Taman Nasional Komodo.
Sektor
pendidikan pun di manggrai barat masih belum disentuh secara merata apa lagi
sektor-sektor yang lain. Lihat saja SDN 1 Labuan Bajo yang pernah penulis
menuntut ilmu disana. Sekitar 10 tahun yang lalu. Namun bangunannya masih
seperti dulu dan tak ada perubahan malah menuju ke kondisi yang memperhatinkan
dan masih banyak sekolah yang kurang diperhatikan. Bukan hanya itu jalanan yang
sering dilewati masyarakat labuan bajo dan sekitarnya yaitu jalan menuju ke
kecamatan boleng tepatnya Terang belum ada perubahan yang signifikan hanya
sebatas berbaikan menggunakan jangka pendek sehingga perbaikan jalan hanya baik
sebentar tak bertahan lama.
Masih
banyak lagi masalah-masalah yang belum bisa tuntas terselesai lagi di kabupaten
ini. Isu keanikan BBM sudah terdengar sejak awal februari namun puncaknya masuk
di pertengahan maret dimana kementrian ESDM telah memutuskan akan menaikan
harga BBM dan tinggal keputusan dari sang Dewan Perwakilan Rakyat, apakah
mereka setuju atau tidak dengan usulan pemerintah tersebut?.kita lihat keputusan
di Dewan Paripurna.
BBM Belum Naik Harga
Kebutuhan Di Manggarai Barat Telah Lama Naik
Penulis
hanya mengutarakan sebuah kekewatiran sosial jika harga BBM jadi naik maka
tidak mungkin, rakyat indonesia akan makin miskin dan tertindas. “yang kaya
makin kaya dan yang miskin akan makin miskin” seprtinya ungkapan ini akan
keluar disetiap penduduk ekonomi kebawah yang tak mampu berbuat apa-apa, hanya
bisa menerima dari sebuah keputusan sang pemimpin. Mereka tak mampu berdemo
karena di manggarai barat khususnya belum terdapat Perguruan Tinggi.
Manggarai
Barat yang terletak di ujung timur Indonesia memiliki banyak Sumber Daya yang
belum dimanfaatkan secara maksimal. Inilah yang membuat Manggarai Barat masih
jauh tertinggal dari Kabupaten-kabupaten yang berada di Indonesia. Dan tidak
heran jika kebutuhan bahan pokok dua kali lipat mahal ketimbang yang berada di
kota yang lain seperti Kota Bima ataupun Kota Makassar yang pernah penulis
tinggali.
Harga
yang tinggi tidak mengurunkan niat masyarakat manggai barat untuk tidak membeli
sebab menjadi kebutuhan yang wajib dibeli. Tidak hanya harga kebutuhan pokok
seperti makanan dan minuman namun harga juga melambung tinggi di wilayah alat
tulis menulis dan perangkat kelas yang lain. Bila mengambil contoh seorang guru
yang kreatif mungkin akan menurun daya kreatif nya jika dihadapi dengan
mahalnya harga kertas dan alat peraga yang lainnya. Apalagi jika ingin memprin
selembar harus membanyak 20 kali lipat dengan harga yang ada di Kota Bima atau
Makassar yang relatif murah. Maka jangan heran jika guru-guru di manggarai
barat hanya mengandalkan suara dibandingkan praktek dan tentu ini berdampak
pada kualitas pendidikan di manggarai barat.
Apalagi
jika Pemerintah jadi menaikan harga BBM maka masyarakat manggarai barat akan
makin jauh tertinggal dari kabupaten yang lain. Ibu penulis pernah berkata
“harga beras disini sudah 500ribu per karung, nah kalo naik lagi BBM bagaimana
mi ini”. Hanya keluhan yang bisa ibu penulis utarakan sebab kenaikan harga BBM
menjadi momok menakutkan bagi seluruh rakyat mangarai barat. Disisi lain
Pemerintah seolah tak peduli dan berkata tak ada kemiskinan di Indonesia
“kemiskinan di indonesia sudah berkurang” perkataan Menteri ESDM Jero Wacik di
salah satu Stasiun Televisi di acara diskusi mengenai Masalah Kenaikan BBM dan
dalam acara tersebut walaupu Mantan Menteri Ekonomi Kwit Kuan Gie membantah
keras BBM tidak usah di naikkan dan masih banyak cara untuk mempertahan kan
APBN Negara ini namun tetap saja sang Pemilik kuasa bersikukuh untuk menaikan
BBM.
Alasan
pemerintah pun disuarakan secara lugas dan jelas di depan rakyat Indonesia,
kenaikan harga minyak dunia sehingga Pemerintah harus menaikan harga BBM di
Negeri ini dan untuk mempertahankan APBN Indonesia. Bila kita melihat Indonesia
adalah negara terkaya dalam hal minyak bumi namun karena terlalu banyak
koruptor sehingga tak mampu mengelola mintak bumi ibu pertiwi ini. Terlalu
banyak yang ingin memperkaya diri namun tak melihat kebawah betapa rakyat
Indonesia khususnya mangarai barat harus bertarung nyawah untuk bertahan hidup
dengan harga kebutuhan pokok yang telah lama naik dan akan lebih mahal jika
harga BBM jadi di naikan.
DPR
RI yang menjadi harapan rakyat Indonesia malah lebih senang berdebat sesamanya
ketimbang berpikir panjang jika harga BBM naik maka betapa menderita rakyat ibu
pertiwi ini. Bila kita melihat di gedung DPR saat membahas kenaikan BBM, antara
pemerintah dan anggoata Dewan hanya anggota DPR dari partai PKS, PDIP, Grindra
yang menentang keras kenbaikan BBM sedangkan yang lain menurut pada Partai
Penguasa. Duh sedihnya negeriku ini, belum tuntas masalah korupsi yang megakar
disetiap pemimpin kemudian datang lagi sebuah masalah yang akan menaikan harga
BBM. Sepertinya yang kuat akan tetap menang dan yang lemah akan tetap mengalah.
Sampai
kapan rakyat manggarai barat akan bermimpi tentang kehidupan yang damai dengan
pemimpin yang adil dengan harga bahan pokok yang normal, hanya waktu yang
menjawab sebab manggaria barat akan mampu berdiri ketika semuanya menjadi
damai.
BBM dan Demonstrasi
Seluruh
rakyat Indonesia menolak keras kenaikan BBM kecuali sang pembuat keputusan.
Mahasiswa, buruh, elemen partai, rakyat biasa, bahkan pejabat setingkat bupati
dan gubernur turun kejalan untuk menyuarakan penolakan kenaikan BBM. Dari sabang
hingga ke marauke menyuralakan kata yang sama yaitu “jangan naikan BBM”.
Penolakan di lakukan seluruh elemen masyarakat ini adalah bukti dan murni suara
dari rakyat bahwasanya rakyat menolak secara terang-terangan bahwa mereka
menolak dengan keras kenaikan BBM.
Pemerintah
berdalih akan ada bantuan langsung tunai atau sejenis dengan itu agar membantu
rakyat, namun BLT tidak akan menjamin kesejateraan rakyat. Bahkan penyaluran
BLT banyak salah sasaran bahkan dipotong dari pusat hingga ke bawah dan tentu
yang jadi korban adalah rakyat biasa.
Sewaktu
kenaikan BBM yang dahulu, BTL menjadi uang suap bagi rakyat, rakyat gembira
namun apa daya, uang BLT tetap saja dipotong dan dipangsang oleh orang yang
mengakatakan ada admitrasinya. Semua beralasan yang sama dipotong karena
adminitrasinya. Sehinga penulis berkesimpulan BLT malah memanjakan rakyat dan
alat korupsi yang baru.
Akhir
maret 2012 adalah sebuat titik puncak kemarahan rakyat dan menuntut agar tidak
menaikan harga BBM. Banyak yang melakukan aksi demonstrasi baik di jakarta,
medan , suarabaya, solo, makassar dan diseluruh belahan ibu pertiwi ini. Dengan
suara yang sama dengan tujuan yang sama bahwa jangan naikan BBM. Rakyat hanya
berdemo hanya ingin satu hal jangan naikan BBM sebab rakyat akan makin sengsara.
Beberapa demonstrasi berujung pada anarkis sehingga banyak pihak yang merasa
dirugikan, baik pihak kepolisian maupun pihak dari pendemo.
Bila
kita memandang secara logis, adakah orang yang mau berteriak dengan lantang dan
keras tanpa pamrih dan hanya satu untuk tidak menaikan BBM?, adakah orang mau
lempar-lemparan dengan pihak polisi dan berurusan dengan polisi dengan
sengaja?. Jawabanya tidak akan ada kecuali menyuarakan perkataan rakyat. Yah
tidak sedikit jika ada demontrasi akan berujung pada anarkis, ini diartikan
bahwa para pendemo belum puas dengan apa yang diinginkan.
Rakyat
hanya menunggu keputusan yang adil, yang mampu memberikan kesejetaraan, tak ada
yang lebih, sudah cukup dengan korupsi yang melanda hingga memakan uang rakyat
tapi jangan lagi rakyat harus dikorban kan dengan menaikan harga BBM. Kabupaten
manggrai dan rakyatnya tidak akan berdemo sebab telah lama menjadi rakyat yang
sengsara telah lama terbiasa dengan harga yang mahal namun sekian lama itu
sekiranya tidak akan menambah penderitaan lagi dengan kenaikan harga BBM yang
baru.
Jangan
biarkan Bumi pertiwi menangis hanya karena darah yang tumpah antara sesama,
hanya karena kita saling berselisih, yang atas menunduklah yang bawah
merendahlah mungkin ini ungkapan yang bisa jadi pelajaran bahwa sebuah
pengertia dan saling mencintai sesama dan melihat sebuah kenyataan adalah hal
yang perlu kita lakukan bersama. Serta memanfaatkan sumber daya manusia untuk
kemaslahatan umat untuk bangsa dan untuk rakyat indonesia.
Labuan
Bajo, 28 Maret 2012
Komentar