PUISI MEREKA
Disini telah kita temukan
Sedikit kasih yang tersisa
Kenangan itu pun duduk manis dalam ingatan
Isyaratkan kebersamaan kala sedih, duka, susah, haru.
Yang hembuskan semilir kerinduan tentangmu
Hidup ini terasa hampa seakan semangat itu
Gugur oleh puing-puing perpisahan yang tak bertepi
Hempasanyapun kian jauh
Kala guru ku tentang pun dia tersenyum
Kala guru disorak kan pun dia tetap berkata “dia anak muridku”
Sadar kah kau..
Betapa sulit kuredam sedikit amarahku
Ketika kau tak biarkan aku meraih sedikit anganku
Tak pauk kata-kataku menjadi halilintar hidupmu
Sebiji ilmu kutapik sebab api masih membara
Sadar kah kau..
Kau biarkan aku terbaring menatap, mengharap.
Ku torehkan kata pedas sebab ku tak suka itu
Kau member ilmu pun tak pernah ku raih
Kau tersenyum walau sesakit apapun
Bila Tuhan mengizinkan aku kembali
Aku memilih berada diantara merekaa yang kucinta
Mereka..kenanganku dibangunan sederhana bernamakan SPK Bayangkara
Dan Tuhan tahu…!!!
Disini, didalam hati ini
Ada sebongkah rasa rindu
Ada terbesik rasa perih
Ada segudang rasa bahagia
Dan kau tau,bangga berbaur ketika angin menghempaskan kenangan itu.
Yah, satu kisah yang masih begitu jelas dalam benakku
Dimana aku, kamu, kita dan mereka harus melepas gejolak remaja
Yang mengajarkan aku apa itu bahagia dan kebersamaan.
Berkat karunia-Nya dan sentuhan lembut tangan Mereka
Prestasi pernah tertoreh pada diri dan kawan-kawanku
Suatu haal yang membanggakan, menyentuh bagi mereka yang terasa
Buat diriku dan orang tua
Pun mereka tak meminta imbalan
Mereka tak meminta nama untu dikenak
Mereka tak menyembut-nyebut bahwa mreka melakukanya
Mereka hanya terdiam dalam impian panjang
Seperti darah, seperti air
Malam ini kalian toreh dan menulis sajak kesedihan
Lalu membara menjadi angin
Biarkan air mata berjalan
Di atas persikukuhan kita
Pada tawa dan tawa, paada tangis dan tangis..
Dan dimanakah kita setelah malam ini..??
Mana mungkin aku smbang lantangkan suaraku
Untuk waktu yang melepaskan anak-anak panahnya
Menggugurkan senyum-senyum diwajahmu.
Ohhh.senyumku juga. Ilmu membara menatap malam
Kita sedang menatap masa depan yang suram
Ketika raga tak mampu bergerak
Ketika mata menatap betapa angkuhnya
Wahai kau bermata sipit
Kemarahan Mereka adalah bkti sayangya
Mengapa kau bakar api dendam
Kami menjerit kala berita bercerita tentang Mereka
Pendidikan jadi gantungan yang tak bergna
Jujur dijadikan grub facebook di dunia maya
Malam ini…!!
Sedikit kukatakan, mereka..guruku menangis kala kau membakar api
Dipojok gedung-gedung, pernah ku robek kertas cinta kita
Kau tak sedikit menampakkan wajah kemerah-merahan
Sebab ku tahu cintamu teramat dalam
Semut-semut jadi saksi walau tak mampu bersorak
Dan kau tahu.
Mereka tau apa yang mereka lakukan sebab sayangnya begitu tulus
Jangan menapik mereka tak memburu dolar
Tuhan tahu Pratidina mengukir emas diatas air
Seperti dulu
Saat duduk mendengarkan
Saat kursi ditendang-tendang
Saat lirikan mata dilarang
Sebab itu untukmu agar kau tahu tentang jujur
Mereka akan tersenyum untkmu
Maka ku perjalankan air mata ini
Pada dendang sayonara kita
Tanyakan padaku..
Kita sekarag sedang apa????
Apakah memburu waktu yang kemarin
Saat kita memperglatkan tawa-tawa
Ataukah melihat debu-debu jalanan
Dengan apa yang kau muntahkan di matamu
Mereka
Yah mereka
Gur-guru pun berpuisi
“nak jika kalian jadi persiden, dengan senang hati kami meminggirkan kendaraan kami, untuk rombonganmu,
Nak jika kalian jadi bupati, kami siap dimutasi dimaanapun
Nak jika kalian jadi polisi, kami siap ditilang, karena kami takut kegaagahanmu.
Tapi nak, kami akan nangis kala kau lupa diri kala kala lupa Tuhan”
Mereka
Menangis kala kau lupa diri
Kala kau lupa Tuhan
Dibacakan Pada Reoni Akbar SMK Pratidina
Komentar