AKU MEYIMPANG DARI KORIDOR SEKS
“Hidup untukmu dan hiduku untukku” sebuah kata yang penulis anggap wajar terlontar ketika dunia mengajari sebuah makna. Banyak orang ketika masalah atau hal yang kecilpun akan diceritakan pada orang tua, sahabat atau teman-temannya. Hal yang sering di lakukan oleh sepasang kekasih kala benih cinta menerpa mereka. Bercerita tetang masa lalu dan masa yang akan datang. Dan bagi penulis itulah keindahan yang belum sempat penulis rasakan. Dunia mengajari tentang hidup, dunia pula yang mengajari tentang keterbukaan dan menutup diri. Hanya sebuah tipuan belaka yang selama ini dilakukan. Sahabat, orang tua, atau teman-teman tak ada yang tau persis siapa penulis sebenarnya. Kalau pun mereka tahu hanya sebagian dari kisah hidup. Tingka laku dan berpakain sebuah trik dalam mengatasi hidup. Penulis belajar untuk jadi orang yang mampu menyenagi orang disekeliling. Padahal dibalik senyum, tawa,hanya menutupi segala yang terjadi.
HIV, yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus adalah Virus penyebab AIDS. HIV yang ditularkan memalui hubungan seks (oral, anal dan vaginal), jarum suntik. Sepertinya HIV adalah kegelapan yang panjang buat penulis. Seks bebas, tak mengirah manusia sperti penulis adalah tipekal sesorang yang sering berhubungan seks. Bahkan kelakuan seks yang tidak wajar. Berhubungan dengan wanita mapun dengan laki-laki. Penulis berharap bukanlah ganguan mental atau sebuah ketidak wajaran. Dan penulis masi dalam keadaan menerka-nerka tentang penyimpangan seks yang dilakukan.
Semasa kuliah seks bagi penulis adalah kebutuhan yang harus di lakukan tiap bulan bahkan tiap minggu, baik laki-laki mapun wanita. Mungkin dengan wanita adalah hal yang wajar karena kodrat berkata begitu bahwasannya Tuhan menciptakan laki-laki dan wanita untuk berpasang-pasangan. Tetapi dengan laki-laki adalah sebuah tindakan yang begitu menyimpang. Penulis hanya bisa berkata wanita dan laki-laki sama-sama menggairahkan. Penyimpangan seks ini sebenarnya telah lama terjadi pada penulis, 6 tahun lalu penulis pernah di sodomi oleh dua orang bersaudara dan laki-laki semua. Hal yang menyakitkan kala itu, tak ada yang bisa diperbuat sebab mereka menyekapku dan mengajariku hal yang buruk dan menurut mereka itu adalah wajar. Orang tua tak mengetahuinya sebab dari kecil mereka tak bersama dan penulis hanya tinggal bersama keluarga. Kejadian itu adalah misteri yang amat buruk bila dikenang, bahkan berulang kali mereka lakukan.
Selama tiga tahun penulis selalu menghindar karena tentu penulis tahu itu ada hal yang buruk dan menyimpang. Namun 3 tahun menghindar dari penyimpangan seks, masa kuliah mengantar kembali pada jurang yang telah lama ku lupakan. Setiap kali wanita yang dipacari tak hebat jika tak berhubungan dengannya dan rasa bersalah, berfikir dosapun lenyap dari ingatan. Dunia kembali berujar inilah hidumu maka jalani hidupmu. Mencintai dan menyakiti (berhubungan) adalah sebuah misi utama layaknya tentara yang akan berperang, perlu strategi yang matang.
Tak satupun orang mengetahuinya, hanya mereka yang pernah berpacaran denga penulis. Tuhan menegurku dengan penyakit siffilis namun penulis tapik itu adalah wajar. Hidup yang selalu jauh dari kebahagian, tak pernah tinggl bersama orang tua, membiayai kuliah sendiri. Adalah salah satu penyebab dari terlupanya Tuhan pada diri penulis. Tidak puas dengan wanita penulispun berhubungan badan dengan laki-laki. Sesorang pernah mengajariku tentang dunia gay, dia berkata “bila kamu menyangi sesama jenis, itu adalah karunia yang patut disyukuri”. Sebuah kata-kata yang amat mengagetkan. Nafsu seks lah yang menguasai sehingga laki-laki pun di jadikan teman berhubungan. Namun untuk mencintai dan berpacaran dengan laki-laki adalah hal yang mustahil buat penulis. Tapi apakah berhubungan badan dengan sesama jenis tanpa berpacaran, tanpa mencintai adalah termaksud gay?.
Bulan demi bulan bahkan tahun bergati bagi penulis adalah seks. Pikiran yang buruk dan tidak bercermin pada latar belakang pendidikan yang bernuansakan islam. Bebrapa dokter yang pernah berbicara di radio mengatakan bahwa agar hidup terhindar dari hal buruk (seks bebas) harus beraktifitas tiap hari. Dan penulis membantahnya malah beraktitas membuat gairah seks meningkat. Penulis adalah seorang yang menggeluti dunia seni, aktifitas pada bahkan tiap hari namun tak membuat pikiran buruk (seks bebas) menghilang dari benak. Makin capek malah makin bergairah. Entah nanti akan berhubungan dengan wanita atau laki-laki.
Selama kuliah kegiatan rurin adalah belajar, berorganisasi dan seks bebas. Tak ada yang tahu. Hanya penulis dengan pasangan. Ingin rasanya ada yang bisa dibertahu dan memberi saran. Ingin rasanya menanyakan pada orang tua tapi apa daya mereka tak pernah peduli. Semuanya penulis jalani sendiri dengan kesabaran dan penuh ketakutan pada dampak yang akan terjadi. Sikap humoris, tawa yang unik, penampilan yang meyakinkan. Kecerdesana yang patut diperhitungkan (sombong sedikit) namun dibalik semua itu ada hal yang begitu berat untuk diceritakan begitu takut dan kecewa akan dampaknya.
Bahkan sebelum menulis ini pun penulis baru saja berhubungan (seks bebas) dengan seorang wanita yang tidak memilki status pribadi. Tuhan, bukan kematian yang menjadi ending hidup ini bukan penyesalan yang menjadi akhir tulisan ini. HIV AIDS menjadi renungan selama ini. Ingin rasanya memeriksakan darah pada dokter namun tak punya kekuatan akan hal itu dan mungkin ceritanya akan berujung pada penyakit dan kematian. Tuhan, Apakah penulis mengidap HIV?,
Hidupku adalah halilintar Tuhan
Aku yang mengajari langka yang baik atau buruk
Maka aku pula yang akan mreasakanya
Tuhan aku telah jatuh pada lubang yang sama
Maka
Perknanlah aku memohon berilah seseorang yang mengajariku kesadaran hidup.
Komentar
Syarat yang kurang:
1. Artikel yang dilombakan wajib diposting di Twitter peserta lomba dengan mention @AusAID @VIVAnews dan Hashtag #GoVlog. Selain itu harus dicantumkan link artikel yang dimuat di VIVAnews dengan shortlink.
Contohnya: http://bit.ly/Hjk8B #GoVlog @AusAID @VIVAnews
*Hasil postingan Twitter harus capture dan imagenya dimasukkan ke dalam artikel yang dilombakan.
2. Peserta lomba juga wajib memfollow @AusAID @VIVAnews @VIVAvlog
*Hasil postingan Twitter harus capture dan imagenya dimasukkan ke dalam artikel yang dilombakan.
3. Peserta wajib mencantumkan domisili di dalam blog yang dilombakan.
Contohnya: Pontianak - Kalimantan Barat
Mohon segera diperbaiki.
Thanks.