Osteichtyes dan Ikan Bandeng


Ikan Bolu (bhs.mkssr).
Kelompok Osteichtyes
Ikan bertulang keras umumnya adalah perenang yang dapat mengontrol arah, siripnya yang lentur lebih sesuai digunakan untuk mengendalikan dan mendorong dibanding dengan sirip hiu yang lebih kaku.ikan bertulang keras yang paling cepat dapat berenang dengan jarak pendek dengan kecepatan di atas 8 km/jam, memiliki bentuk badan dasar yang sama dengan hiu. Bentuk yang seperti ini, yang disebut fusiform sangat umum ditemukan pada ikan perenang cepat dan mamalia air seperti anjing laut dan paus.
Kelompok osteichthyes ini memiliki kerangka yang tersususn dari tulang keras yang mengandung matriks kalsium fosfat. Ciri-ciri lainnya adalah:
1.      Mulut terdapat dibagian depan tubuh
2.      Celah insang satu di masing-masing sisi kepala
3.      Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah
4.      Kulit licin karena sekresi  mucus oleh kelenjar pada kulit
5.      Adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak begerak
6.      System gurat sisik terdapat pada sisi tubuh
7.      Usus panjang dan ramping menggulung
8.      Fertilisasi terjadi di luar
9.      Mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar (Anonim, 2011)
Menurut Jasin (1991), osteichthyes memiliki ciri khusus sebagai berikut:
1.      Kulit banyak mengandung kelenjar mucosa, biasanya diliputi oleh sisik (sisik ganoid, cycloid, atau stenoid) beberapa jenis tidak bersisik, bersirip pada median, baik dorsak maupun ventral. Sirip biasanya disokong oleh jari duri tulang rawan atau tulang keras, tidak berkaki.
2.      Mulut terletak diujung dan bergigi, rahang tumbuh dengan baik dan bersendi pada tulang tempurung kepala. Memiliki 2 sacci olfactorius yang umumnya berhubungan dengan rongga mulut, bermata besar dan tidak berkelopak
3.      Skeleton berupa tulang keras kecuali beberapa jenis sebagian bertulang rawan, bentuk vertebrae ada bermacam-macam, pina caudalis biasanya homocercal, sisa-sisa notochord masing-masing tampak
4.      Cor (jantung) terdiri atas dua ruangan (auriculum dan ventriculum) dengan sinus venosus dan conus anteriosus yang berisi darah vena, terdapat empat pasang archus aorticus, sel darah merah bentuk oval dan berinti
5.      Pernafasan dilakukan dengan insang yang terletak pada archus branchius yang berada dalam ruangan celah insang pada kedua tepi sampai varing, tertutup oleh operculum, biasanya memiliki gelembung udara dan memiliki ductus neumaticus. Beberapa jenis mempunyai bentuk seperti paru-paru misalnya pada dipnoi.
6.      Terdapat 10 pasang nervis cranialis
7.      Suhu tergantung pada lingkungan sekitarnya
8.      Memiliki sepasang gonad, umumnya ovipar (beberapa ada yang ovivipar atau vivipar), fertilisasi (pembuahan) terjadi di luar tubuh (kecuali pada beberapa spesies), telur kecil berukuran sampai 12 cm, kantung kuning telur (yolk) bermacam-macam, segmentasi biasanya secara meroblastic, tidak mempunyai membrane embrio, hewan mudanya kadang-kadang tidak mirip dengan dewasa.

Ikan Bandeng (Chanos chanos)
ikan bolu yang besar

Ikan bandeng memiliki nama latin Chanos chanos, merupakan ikan campuran antara air asin dan air tawar atau payau. Ikan ini dapat hidup sampai ke pinggiran dan tengah laut kemudian secara kontinyu akan kembali ke perairan dangkal atau tepi pantai untuk bertelur. Ikan bandeng lebih menyenangi perairan dangkal dengan banyak tanaman bakau di sekitarnya. Karena akar tanaman bakau akan melindungi telur dan bayi ikan bandeng dari pemangsa seperti ikan lain yang berukuran lebih besar.
Bandeng (Chanos chanos Forsskål) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (bersama enam genus tambahan dilaporkan pernah ada namun sudah punah). Dalam bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa Inggris milkfish). Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.
Ikan muda (disebut nener [ IPA: nənər ]) dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25-30 cm) bandeng dijual segar atau beku. Bandeng diolah dengan cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.
Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak. Ciri-ciri fisik ikan bandeng mempunyai penampilan yang umumnya simetris dan berbadan ramping, dengan sirip ekor yang bercabang dua. Mereka bisa bertambah besar menjadi 1. 7 m, tetapi yang paling sering sekitar 1 meter panjangnya. Mereka tidak memiliki gigi, dan umumnya hidup dari ganggang dan invertebrata. insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan radii branhiostegi. seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Sirip ekor homocercal.
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang anusnya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan.
Bayi bandeng atau yang dikenal dengan nama “nener” banyak ditangkap oleh para nelayan untuk dijadikan benih di tambak. Memang bandeng sekarang sudah banyak di pelihara di tambak-tambak. Pengambilan benih bandeng atau nener di alam liar masih merupakan pola pembibitan yang sudah kadaluarsa. Sekarang bibit bandeng atau nener banyak di produksi oleh para pembibit atau hatchery untuk di jual ke pengelola tambak. Dengan teknik pembibitan yang modern bibit bandeng dapat dihasilkan dengan jumlah yang luar biasa banyak.
Untuk memancing bandeng memang diperlukan teknik khusus, kebanyakan para pemancing yang mencari target sasaran ikan bandeng akan mencoba peruntungannya di tambak-tambak milik petani, meski bisa juga memancing bandeng di perairan dangkal di dekat hutan bakau. Bandeng merupakan ikan yang termasuk omnivore atau pemakan segala. Makanannya yang utama adalah lumut dan plankton. Maka untuk memancing bandeng di alam liar cukup sulit, namun jika anda mencoba memancing bandeng yang berada di tambak mungkin akan sedikit mudah , karena ikan bandeng jenis ini sudah pernah merasakan makanan buatan seperti pelet dan pur. (berbagai sumber)
Klasifikasi Ikan Bandeng
Phylum                        : Chordata
Sub Phylum                 : Vertebrata
Classis                         : Pisces
Sub Classis                  : Teleostei
Ordo                            : Malacopterygii
Familia                        : Chanidae
Genus                          : Chanos
Spesies                        : Chanos chanos

Siklus Hidup Ikan Bandeng
1.      Stadia telur
2.      stadia yolk sac
3.      stadia larva
4.      stadia bandeng muda
5.      stadia bandeng dewasa.
Perbedaan Ikan Bandeng Jantan dan Betina
indukan jantan yang telah matang gonad memiliki 2 tonjolan kecil (papila) yang terbuka di bagian luarnya yang terdiri atas selaput dubur luar dan lubang pelepasan yang membuka bagian ujungnya induk betina dewasa memiliki 3 buah tonjolan kecil (papila) yang terbuka di bagian anal.
Reproduksi
Ovarium bandeng memanjang sebanyak dua buah di rongga tubuhnya diantara gelembung renang dan usus.
testis yang memanjang dan ada di rongga tubuh di bagian bawah gelembung renang dan usus. Testis tersebut menempel pada rongga tubuh tersebut oleh bantuan mesonterium. Testes berjumlah satu pasang
Dicontek dari :
Fishypedia.com, http://www.wikipedia.com, Jasin Merkuri “Zoologi Vetebrata”1999. www. google.com/gambar







Komentar

Postingan Populer